-

REVIEW - HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS PART 2 (2011)


Director: 

David Yates

Writers: 

Steve Kloves (screenplay), J.K. Rowling (novel)

Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 Perjalanan terakhir sekuel Harry Potter yang sangat dan banyak dinantikan semua pengemarnya di seluruh dunia. Mungkin kita bisa flashback sejenak ke tahun 2001 untuk pertama kalinya Harry Potter menjadi sorotan dunia, bukan hanya karena film yang diadaptasi dari buku yang ditulis oleh J.k rowling ini memang bagus dan laris manis, namun para pemainnya yang masih imut dan jalan ceritanya yang apik mampu membuat kita semua selalu menanti nanti kehadiran film berikutnya.
Dan kini setelah 10 tahun lamanya , perjalanan panjang Daniel , emma dan rupert akhirnya harus berakhir sampai disini. Harry Potter menguncang Box office dunia , di tingkat internasional film ini meraih 307 juta dolar di 59 negara hanya dalam 1 pekan , mengalahkan Twilight saga, bukankah itu sesuatu yang sangat spektakuler dan saya berharap sekaligus berdoa Harry tetap mengungguli si Drakula berlian tanpa taring itu.



Tapi.... untuk ukuran film yang spektakuler saya beranggapan bahwa film ini SEDIKIT mengecewakan batin saya sebagai salah satu pengemar Harry Potter yang memiliki semua seri bukunya dan telah membacanya berulang kali (hari ini saya berencana untuk membaca ulang mulai dari buku pertama). Bukan tanpa alasan saya berkata seperti itu. Seperti yang kita tahu sejak di film pertama 

Harry Potter and the Sorcerer's Stone , isi film sedikit melenceng dari fakta yang tertulis di buku, sebenarnya itu bukan masalah yang besar, hanya saja para penonton yang telah membaca bukunya terlebih dahulu dan telah hapal jalan ceritanya akan merasa kecewa dengan plot film ini. Walaupun jika mereka mengikutin plot sesuai di buku hal itu akan membuang banyak waktu. 


Hal Annoying
 
- saat Prof Mcgonagall menyihir patung ksatria di dinding hogwarts menjadi hidup, dia mengatakan selalu ingin mencoba mantra itu sambil tersenyum senang, sejak dari awal buku dan juga film Prof Mcgonagall adalah wanita tua yang serius, kenapa dia mengeluarkan joke di saat pertempuran melawan pangeran kegelapan.

- setelah 19 tahun sejak kejadian itu, wajah mereka sama sekali tidak berubah.

Beberapa hal yang sangat disayangkan tidak mereka lakukan di film :

- Percy Weasley yang sebelumnya lebih memihak kementrian sihir daripada orde , dia seharusnya kembali pada keluarganya dan membantu mereka bertempur.

- Nenek Neville yang selalu dikatakan cerewet saat itu juga seharusnya ikut berpartisipasi dalam pertempuran.

- Para peri dapur , adik raksasa hagrid Grawp , dan para centaurus mereka seharusnya ikut dalam pertempuran.

- Aberforth membantu hary dan kawan2 dengan mengatakan pada pelahap maut bahwa dia yang mengeluarkan patronus.

- Mereka tidak menceritakan masa kelam keluarga Dumbledore.

- Dan seharusnya tongkat elder yang dia menangkan dari voldemort dia pergunakan untuk (maaf jika spoiler) memperbaiki tongkatnya yang patah di film pertama, tapi ternyata dia hanya mematahkannya begitu saja. 

Hal tersedih :
- Plot dimana Harry melihat masa lalu Snape dari pensieve.

After all, sangat sedih jika kembali mengetahui Harry potter telah selesai, dan tidak ada lagi yang bisa dinantikan kehadirannya. Dan untuk itu saya tetap merasa puas dengan semua filmnya selama 10 tahun ini. I will really miss you Harry Potter. 

Penilaian saya buat nie film :
8.7/10

2 komentar:

{ haranreymond } at: Sen Okt 24, 03:54:00 PM mengatakan...

salam kenal,
aq blogger baru. jangan lupa mampir, ya... :)

{ Unknown } at: Sen Feb 16, 01:24:00 AM mengatakan...

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi movies menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

Posting Komentar

Pembaca yang baik biasa meninggalkan komentar

 

Copyright © 2010 • Saya Review • Design by Dzignine